TEORI UTILITARIAN

NAMA           : ANNISA RAFIDA
KELAS          : 4EA11
NPM               : 11213152

       I.            PENDAHULUAN

Peluang Bisnis Franchise Makanan Sabana Fried Chicken

Profil Bisnis Franchise Sabana Fried Chicken.


Rasanya yang renyah dan nikmat, ditambah dengan lokasinya yang mudah diakses membuat ayam goreng sabana banyak disukai masyarakat. Sabana Fried Chicken hadir pada bulan Agustus 2006, dengan outlet pertama di Duta Indah, Bekasi. Sabana Fried Chicken hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, akan makanan fried chicken yang halal dan higienis. Karena proses pengolahannya sudah sesuai dengan standar kesehatan dan mendapatkan sertifikat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan No. 01011028830208.
Menggunakan model kemitraan yang dikelola bersama-sama, usaha franchise makanan Sabana Fried Chicken memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan cepat saji yang sudah teruji. Kenapa harus Sabana? karena “Usaha kaki Lima yang memenuhi Standar Halan dan Kesehatan”
Satu diantara type kuliner rakyat yang paling disukai sampai sekarang ini yaitu ayam goreng tepung. Terkecuali gampang dalam soal pemrosesan, nyaris seluruhnya susunan orang-orang suka pada type kuliner yang satu itu.
Potensi dari product ayam goreng tepung kenyataannya juga dilirik banyaknya pelaku bisnis. Dari situlah saat ini sangat banyak usaha ayam goreng tepung bertebaran di beberapa tempat. Satu diantaranya yaitu Sabana Fried Chicken yang didirikan oleh seseorang entrepreneur bernama M. Syamsalis.
Awal mula meningkatkan usaha ayam goreng tepung, M. Syamsalis untuk jual product itu karena banyak melihat banyak warga di seputar rumahnya yang kerapkali beli product olahan ayam.
Beranjak dari persoalan itu, M. Syamsalis lalu mulai meningkatkan menu ayam goreng tepung yang seumpamanya dapat menarik ketertarikan orang-orang. Tepatnya pada th. 2006, M. Syamsalis mulai meningkatkan usaha itu. Bermodalkan duit yang terbilang tak terlampau kecil yaitu Rp. 9 juta, ia tak sangsi mengambil langkah untuk membangun outlet ayam goreng tepung pertamanya.
Dalam perjalanan usaha Sabana Fried Chicken, awalannya outlet yang dikelola M. Syamsalis cuma memproses seputar 10 ekor ayam dalam satu hari. Dengan ketekunan melindungi kwalitas yang sudah dijelaskan diatas, makin lama usaha Sabana Fried Chicken makin di kenal serta diakui customer. Dari situ M. Syamsalis melihat bahwa bisnisnya itu pantas untuk lebih di kembangkan. Serta sesudah memperhitungkan selanjutnya, pada akhirnya yang mengambil keputusan untuk buka kemitraan waralaba Sabana Fried Chicken.
Yang membedakan pada kemitraan ayam goreng tepung punya M. Syamsalis dengan brand yang lain yaitu dalam soal pengelolaan. Sabana Fried Chicken memberi kebebasan lebih pada beberapa mitranya untuk mengatur sistem manajemennya sendiri dari mulai awal. Dengan demikian tiap-tiap mitra dapat lebih meningkatkan usaha dengan cara fleksibel tidak ada beberapa batasan spesifik yang mengikat.
Ditambah dengan dukungan product serta pemrosesan yang sudah teruji oleh tim Sabana Fried Chicken, tentu akan tidak susah untuk mitra untuk dapat menggerakkan bisnisnya dengan cara berkelanjutan serta membuahkan.
Untuk bebrapa rekanan yang mau jadi Mitra dari Sabana Fried Chicken, Dapat menghubungi pengelolanya dan memperoleh info komplit pada laman website Sabanafriedchicken.com. Disana telah tercantum dengan komplit dari mulai kriteria, sistem dan administrasi untuk jadi mitra Sabana Fried Chicken.
Tentang potensi keuntungan yang di tawarkan, founder Sabana Fried Chicken mengemukakan bahwa beberapa mitra dapat memperoleh untung sampai 5 juta dalam sebulan. Angka itu pasti sangatlah relatif tergantung pada banyak hal seperti kwalitas service dan tempat mitra dalam menjual produknya. Tetapi pada umumnya bila dapat digerakkan dengan baik sesuai sama standar operasional, setiap mitra dapat membidik keadaan balik modal sesudah 4 bulan.

    II.            TEORI

Teori Etika Utilitarianisme dalam Bisnis

Pengertian Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. dalam konsep ini dikenal juga “Deontologi” yang berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban. Deontologi adalah teori etika yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Nilai positif Utilitarianisme terletak pada sisi rasionalnya dan universalnya. Rasionalnya adalah kepentingan orang banyak lebih berharga daripada kepentingan individual. secara universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk kepentingan individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan masyarakat luas adalah pekerjaan profesional sangat mulia. dalam teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin merusaka kualitas sumber daya alam itu sendiri, sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras tidak habis ditelan jaman.
Di dalam analisa pengeluaran dan keuntungan perusahaan memusatkan bisnisnya untuk memperoleh keuntungan daripada kerugian. proses bisnis diupayakan untuk selalu memperoleh profit daripada kerugian. Keuntungan dan kerugian tidak hanya mengenai finansial, tapi juga aspek-aspek moral seperti halnya mempertimbangkan hak dan kepentingan konsumen dalam bisnis. dalam dunia bisnis dikenal corporate social responsibility, atau tanggung jawab sosial perusahaan. suatu pemikiran ini sejalan dengan konsep Utilitarianisme, karena setiap perusahaan mempunyai tanggaung jawab dalam mengembangkan dan menaikan taraf hidup masyarakat secara umum, karena bagaimanapun juga setiap perusahaan yang berjalan pasti menggunakan banyak sumber daya manusia dan alam, dan menghabiskan daya guna sumber daya tersebut.
Kesulitan dalam penerapan Utilitarianisme yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah konsep bernilai tinggi, sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis. misalnya dalam segi finansial perusahaan dalam menerapkan konsep Utilitarianisme tidak terlalu banyak mendapat segi manfaat dalam segi keuangan, manfaat paling besar adalah di dalam kelancaran menjalankan bisnis, karena sudah mendapat ‘izin’ dari masyrakat sekitar, dan mendapat citra positif di masyarakat umum. namun dari segi finansial, Utilitarianisme membantu (bukan menambah) peningkatan pendapat perusahaan.

Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Aliran utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau utility, yang menyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur dari apakah tindakan itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian yang terbanyak, dengan pengorbanan yang paling sedikit.
Istilah utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari kata latin utilis yang berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi antara lain aliran act utilitarianism serta rule utilirianism yang sering diterjemahkan sebagai ‘Utilitarianisme tindakan” dan ‘Utilitarianisme peraturan’
Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan kepada dua prinsip, yaitu :
- asosiasi (association principle) serta
- kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle).
Bagi Bentham, prinsip kebahagiaan terbesar secara singkat terjadi jika :
“An action is right from an ethnical point of view if and only if the sum total of utilities produced by the act is greater than tha sum of total utilities produced by nay other act the agent could have performed in its place”. Apa-apa “yang baik” merupakan kesenangan buruk” adalah rasa sakit. Tindakan “yang baik” secara etika mengacu pada kebijakan dan kebahagiaan, sedangkan “yang menghasilkan kebahagiaan terbesar.
Bentham berkeinginan untuk mencari kesamaan mendasar guna mampu memberikan landasan objektif atas semua norma yang berlaku secara umum serta yang daopat dietrima oleh masyarakat luas. Caranya ialah dengan menimbang segi-segi manfaat dibandingkan dengan kerugian setiap tindakan.
Tokoh lain dari aliran utulitarianesme adalah John Stuart Mill (1806-1973), seorang pengikut sekaligus pewaris yang meneruskan pemikiran Bentham. Tema sentral dari pemikiran Mill ialah, bahwa tugas utama seseorang adalah untuk tidak menimbulkan derita bagi sesama manusia.
Mill menyatakan, bahwa akumulasi asset perlu diikuti oleh distribusi asset pula demi kebaikan masyarakat. Jika diperlukan, distribusi asset dapat dipaksakan oleh masyarakat melalui penggunaan pajak, atau penyitaan asset sekalipun. Hanya Mill tidak menerangkan hubungan antara distribusi dengan produksi, khususnya alat-alat produksi, yang kemudian dikembangkan oleh Karl Marx. Terlepas dari kekurangan ataupun kekeliruannya, Mill merupakan pemikir yang secara tegas meghubungkan (dalam Principles) utilitarianisme.
Apabila aliran utilitarianisme hedonis menitikberatkan ajaran mereka pada kesenangan dan kebahagian perorangan sebagai tolak ukur, maka aliran utilitarianesme Bentham, Mill dan kemudian Henry Sidgwick (1838-1900), menggeluti pemikiran mereka tentang Kebahagian individu?. Mereka berpendapat bahwa merupakan tugas individu, atau perorangan, untuk meningkatkan kebahagian masyarakat secara universal, bukan hanya kebahagian perorangan saja.
Prinsip utilitarianisme pun dapat menjelaskan mengapa perbuatan seperti membunuh, berdusta, selingkuh dianggap secara moral adalah salah, sedang beberapa tindakan lain seperti berterus-terang, kesetiaan, tepat janji merupakan hal-hal yang benar. Jika orang berdusta ia merugikan masyarakat karena menebarkan rasa saling tidak percaya diantara masyarakat sedangkan jika ia berbuat benar maka terciptalah iklim saling percaya, saling membantu yang mampu memperbaiki kualitas hidup manusia dalam sebuah masyarakat yang tertib serta rapih.
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga yang diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan penambahan asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum.

Nilai Positif Etika Utilitarianisme

Maksud Asas Manfaat atau Kegunaan, kata Bentham, ialah asas yang menyuruh setiap orang untuk melakukan apa yang menghasilkan kebahagiaan atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh semua orang untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat seluruhnya. Oleh karena itu, menurut pandangan utilitarian, tujuan akhir manusia, mestilah juga merupakan ukuran moralitas. Dari sini, muncul ungkapan ‘tujuan menghalalkan cara’. Nilai Positif Etika Utilitarianisme antara lain :
·         Pertama, Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
·         Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.
·         Ketiga, Universalitas.
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.

Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian

1.      Sebuah penilaian mengenai kesejahteraan manusia, atau utiliti, dan
2.      Sebuah petunjuk untuk memaksimalkan kesejahteraan (utiliti), yang didefinisikan sebagai, memberikan bobot yang sama pada kesejahteraan orang per-orang.

Analisa keuntungan dan kerugian

Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin.
Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi.
Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang.

Kelemahan Etika Utilitarianisme

·         Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
·         Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
·         Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
·         Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
·         Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

 III.            ANALISIS

1.      Bagaimana pendapat anda jika kondisi tersebut dihubungkan dengan Teori Utilitarian?
Pendapat saya kehadiran franchise sabana fried chicken berhubungan dengan teori utilitarian, pada prinsip utilitarian sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam bisnis yaitu efisiensi (komponen-komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan/pengeluaran yang tidak berarti). Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan teori kelompok utilitarian, efesiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost serendah-rendahnya pada franchise sabana fried chicken ini. Founder bermodalkan uang 9 juta, mengambil langkah untuk membangun outlet pertamanya. Awalnya outlet dibuka hanya memproses sekitar 10 ayam dalam satu hari. Serta memperhitungkan untuk buka kemitraan waralaba sabana fried chicken, potensi keuntungan yang didapat bisa mencapai 5 juta dalam 1 bulan dan dapat membidik keadaan balik modal sesudah 4 bulan.

2.      Siapa saja yang mendapatkan manfaat dengan kehadiran lembaga bisnis tersebut?
Yang mendapat manfaat bagi kehadiran franchise sabana fried chicken sebagian besar konsumen atau masyarakat. Bila dihubungkan dengan teori utilitarian pembisnis berlomba-lomba mesejahterakan masyarakat luas. Dengan konsep utilitarian, setiap kehadiran bisnis dapat mengembangkan dan menaikkan taraf hidup masyarakat. Secara umum, karena bagaimanapun juga setiap bisnis yang berjalan pasti menggunakan banyak sumber daya manusia dan alam.

 IV.            REFERENSI



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis CSR (Corporate Social Responsibility) PT DANONE AQUA TBK

Jenjang Sosial

Pencemaran Lingkungan dan Etika Bisnis