Paragraf Generalisasi, Analogi dan Hubungan Kausal (Sebab-Akibat)
Paragraf Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan
secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang
dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh
:
1.
Pemerintah
telah menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung
Kulon, pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu.
Selain itu, sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari
incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan
hewan-hewan langka.
2.
Setelah
karangan anak-anak kelas 6 diperiksa, ternyata Iman, Selamet, Enal, dan Deri
mendapat nilai 90. Anak-anak yang lain mendapat 75. Hanya Toni yang mendapatkan
nilai 60 , dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang dari 60. Bisa dikatakan,
anak kelas 6 cukup pandai mengarang.
Paragraf Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang
banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat
menarik kesimpulan.
Contoh
:
1.
Para
atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
2.
Demikian
pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong
dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan
kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Paragraf hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang
menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh
:
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya,
pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu,
irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin
mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Komentar
Posting Komentar